Jumat, 27 September 2013

Persilangan Monohibrid Drosophila melanogaster



LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA
PERSILANGAN MONOHIBRID PADA DROSOPHILA


 











Di Susun Oleh  :

  NAMA    : YUSUF ADITYA
                                                  NIM         : 1101070054
                                                 Semester   : III (B)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2012

PERSILAGAN MONOHIBRID PADA DROSOPHILA MELANOGASTER

A. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk:
1.      Melakukan persilangan monohibrid pada lalat buah untuk mengetahui keturunan F2
2.      Pembuktian terhadap hukum mendel 1 dengan menggunakan analisis chi kuadrat

B. Dasar Teori
Persilangan monohibrida adalah persilangan yang paling sederhana karna hanya memperhatikan satu sifat atau tanda beda. Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segregasi. Hukum ini berbunyi “Pada pembentukan gamet, gen-gen yang berpasangan akan dipisahkan (disegregasikan) ke dalam dua gamet (sel kelamin) yang terbentuk".
Masalah penurunan sifat atau hereditas mendapat banyak perhatian di kalangan peneliti. Peneliti yang paling terkenal yaitu Gregor Johann Mendel yang lahir di Cekoslovakia tahun 1822. Pada tahun 1842, Mendel mulai mengadakan penelitian dan meletakkan dasar-dasar hereditas. Ilmuwan dan biarawan ini menemukan prinsip-prinsip dasar pewarisan melalui percobaan yang dikendalikan dengan cermat dalam perkawinan silang.  Penelitian-penelitian Mendel menghasilkan hukum Mendel I dan hukum Mendel II.
Mendel pertama kali mengetahui sifat monohibrid pada saat melakukan percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum). Dari persilangan monohibrid inilah Mendel merumuskan hukum Mendel I (hukum segregasi).
Mendel melakukan persilangan monohibrid atau persilangan satu sifat beda, dengan tujuan mengetahui pola pewarisan sifat dari tetua kepada generasi berikutnya. Persilangan ini untuk membuktikan hukum Mendel I yang menyatakan bahwa pasangan alel pada proses pembentukkan sel gamet dapat memisah secara bebas. Hukum Mendel I disebut juga dengan hukum segregasi.
Pada masa ketika mendel hidup belum di temukan adanya sifat keturunan moderen, belum di temukan adanya kromosom dan gen apalagi asam nukleat yang menyusun bahan genetik itu. Menurut mendel bahan genetik itu hanya faktor penentu (determinant) atau disebut juga dengan faktor.
Pada umumnya sifat dari suatu organisme akan di wariskan kepada keturunannya, akan tetapi tidak semua sifat akan diwariskan. Contohnya pada percobaan yang di lakukan Mendel dengan menyilangkan tanaman ercis yang tinggi keturunnya tidak selalu tinggi. Akan tetapi apabila tanaman yang pendek disilangkan dengan sesamanya maka dapat di pastikan semua keturunannya pendek.
            Gen yang menentukan suatu sifat tertentu biasanya dinyatakan dengan huruf. Huruf kapital biasanya di gunakan untuk menandai sifat yang dominan sedangkan huruf yang kecil digunakan untuk menanndai sifat yang resesif. Contohnya gen T digunakan untuk mengawasi sifat tinggi yang dominan pada tumbuhan sedangkan t digunakan untuk mengawasi sifat rendah pada tmbuhan.
Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu memiliki genotif heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu gametogenesis gen sealel akan terpisah, masing-masing pergi ke satu gamet.
Menurut karnama (2007) bila di jabarkan maka hukum mendel 1 mencakup beberapa hal, yaitu;
1.      Setiap karakter pada suatu organisme mewarisi dua alel yang masing-masing berasal dari Induknya
2.      Variasi gen (alel yang berbeda) bertanggung jawab terhadap pewarisan sifat yang di wariskan. Contohnya gen yang mengatur warna bunga mempunyai dua variasi, yaitu gen warna ungu dan warna putih. Variasi gen inilah yang di namakan alel. Kedua Variasi gen tersebut menempati lokus yang bersesuaian pada pasangan homolog.
3.      jika terdapat dua alel yang berbeda, maka yang satu bersifat dominan dan yang lain bersifat resesif
4.      Dua alel yang bertanggung jawab pada suatu akan terpisah ketika gamet di hasilkan. Hal ini berhubungan  dengan adanya pemisahan kromosom ketika gametogenesis, setiap individu akan menerima setengah kromosom.
Dalam berbagai eksperimen genetika biasanya lebih sering menggunakan lalat buah (Drosophila melanogaster) sebagai hewan percobaan di bandingkan dengan hewan lain karena memiliki berbagai keunggulan, yaitu;
1.      Drosophila melanogaster mempunyai banyak mutan yang telah teridentifikasi strainnya.
2.      Tiap lalat betina dapat menghasilkan kurang lebih 150an butir telur dan jumlah tersebut separuhnya menjadi lalat jantan dan separuhnya lagi menjadi lalat betina sehingga mudah diamati.
3.      Tidak memerlukan kondisi yang steril

C. Bahan dan Alat
            Bahan:
-          Lalat buah (Drosophila melanogaster)
-          Eter
-          Kapas
Alat:
-          Pipet tetes
-          Kuas
-          Botol eterasi
-          Cawan petri
-          Sumbat gabus
-          Steroform
-          Lup/ kaca pembesar
-          Botol pembunuh

D. Cara Kerja
1.      Mengambil botol kultur yang berisi lalat buah normal dan mutan
2.      Membius lalat tersebut dengan menggunakan eter sampai pingsan
3.      Mengidentifikasi lalat mutan tersebut termasuk kedalam jenis apa
4.      Menghitung jumlah lalat normal dan mutan
5.      Melakukan analisis chi kuadrat
6.      Menyimpulkan hasil dari analisis chi kuadrat (apakah menyimpang dari hukum mendel 1 atau tidak)

E. Hasil Pengamatan
1.      Nomor botol = M41
Parental        = Normal                  X                     Dumpy
                           +/+                                                dp/dp
2.      Perbandiingan dengan menggunakan analisis Chi kuadrat
Ho = Data yang diperoleh mempunyai ratio normal : dumpy sebesar 3:1 atau dengan kata lain tidak menyimpang dari hukum mMendel 1.
Ha = Data yang diperoleh tidak mempunyai ratio normal : dumpy sebesar 3:1 atau dengan kata lain menyimpang dari hukum Mendel 1.        

Normal
Dumpy
Jumlah
Jumlah individu yang di amati (ft)
172
48
220
Jumlah individu yang di harapkan (Ft)
165
55
220

            3/4 X 220= 660/4=165
            1/4 X  220= 55
   
Derajat kebebasan (dk)= k -1
                                     = 2-1=1
 
 
                                     
           
                
                
                
               
               
v  Hipotesis
Dari hasil yang di peroleh (1,88) jika di bandingkan dengan tabel chi kuadrat  menunjukan hasil tersebut lebih kecil dari (3,841). Sehingga Ho pada taraf kepercayaan 95% di terima., artinya pada persilangan yang telah di lakukan sudah sesuai dengan hukum Mendel 1.
3.      Diagram persilangan
Parental                       normal              X                    dumpy
                                       +/+                 X                    dp/dp  

Gamet                              +                    X                    dp

F1                                     +/dp              X                    +/dp
F2
Jantan/ Betina
+
Dp
+
+/+
+/dp
Dp
+/dp
dp/dp
            Perbandingan fenotipe keturunan kedua (F2) yaitu 3 normal : 1 dumpy

D. Pembahasan
            Pada persilangan monohibrid lalat buah (Drosophila melanogaster) yang berfenotipe normal disilangkan dengan lalat yang berfenotipe dumpy akan menghasilkan keturunan F1 yang kesemuanya normal. Akan tetapi jika F1 normal di silangkan lagi dengan sesamanya maka akan menghasilkan  lalat dengan sifat beda yaitu normal dan dumpy. Hasil ini dapat di jelaskan sebagai berikut;
            Pada fase gametogenesis kromosom-kromosom yang berpasangan akan memisahkan diri (bersegregasi) pada gamet masing-masing. Jadi pada kromosom gamet jumlah kromosomnya adalah setengah dari jumlah kromosom tubuh. Jika terjadi proses fertilisasi maka masing-masing gamet akan berfusi membentuk individu diploid. Lalat dumpy mempunyai alel mutan yang bertanggung jawab terhadap sayap pendek atau sejajar dengan pantat, sedangkan individu yang normal mempunyai alel yang normal. Jika sesama F1 ini disilangkan maka akan menghasilkan rasio fenotipe F2 normal : dumpy sebesar 3:1.
Analisis chi kuadrat  di gunakan untuk membuktikan hukum mendel 1. Menurut hukum Mendel 1 di jelaskan bahwa rasio perbandingan fenotipe F2 adalah normal : mutan 3:1. Pada praktukikum ini data yang diperoleh sebesar 1,88 jika di bandingkan dengan tabel chi kuadrat  menunjukan hasil tersebut lebih kecil dari (3,841). Hal ini membuktikan bahwa pada persilangan monohibrid ini tidak bertentangan dengan hukum Mendel 1.
E. kesimpulan
1.      Persilangan monohibrid adalah persilangan antara 1 spesies yang sama dan hanya memperhatikan 1 sifat beda atau tanda beda.
2.      Pada praktikum ini persilangan antara lalat buah normal dan dumpy generasi F1nya semua normal
3.      Jika F1 di silangkan dengan sesamanya maka akan menghusilkan 2 sifat yaitu normal dan dumpy dengan perbandingan 3:1.
4.      Hukum mendel pada taraf kepercayaan 95 % diterima apabila hasil dari perhitungan analisis Chi kuadrat lebih kecil dari 3,841.


DAFTAR PUSTAKA
Sisunandar.Msi.Drs.2012.Penuntun Praktikum Genetika.Purwokerto:UMP
Suryo.1994.Genetika Strata 1.Yogyakarta:Gadjah Mada
Yatim, wildan Drs.1986.Genetika.Bandung:PT.Tarsito

1 komentar:

  1. The Best Betting Site & Casino Site | LuckyClub.live
    Best Betting Sites. At Lucky Club we help you make the most of your luckyclub.live bets from one of the top bookmakers at the biggest odds, with more places in

    BalasHapus