LAPORAN
PRAKTIKUM GENETIKA
PERSILANGAN
MONOHIBRID PADA DROSOPHILA
Di
Susun Oleh :
NAMA : YUSUF ADITYA
NIM : 1101070054
Semester : III (B)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2012
PERSILAGAN
MONOHIBRID PADA DROSOPHILA MELANOGASTER
A.
TUJUAN
Praktikum
ini bertujuan untuk:
1. Melakukan
persilangan monohibrid pada lalat buah untuk mengetahui keturunan F2
2. Pembuktian
terhadap hukum mendel 1 dengan menggunakan analisis chi kuadrat
B.
Dasar Teori
Persilangan
monohibrida adalah persilangan yang paling sederhana karna hanya memperhatikan
satu sifat atau tanda beda. Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan dengan
hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segregasi. Hukum ini berbunyi
“Pada pembentukan gamet, gen-gen yang berpasangan akan dipisahkan
(disegregasikan) ke dalam dua gamet (sel kelamin) yang terbentuk".
Masalah
penurunan sifat atau hereditas mendapat banyak perhatian di kalangan peneliti.
Peneliti yang paling terkenal yaitu Gregor Johann Mendel yang lahir di Cekoslovakia tahun 1822.
Pada tahun 1842, Mendel mulai mengadakan penelitian dan meletakkan dasar-dasar
hereditas. Ilmuwan dan biarawan ini menemukan prinsip-prinsip dasar pewarisan
melalui percobaan yang dikendalikan dengan cermat dalam perkawinan
silang. Penelitian-penelitian Mendel menghasilkan hukum Mendel I dan
hukum Mendel II.
Mendel
pertama kali mengetahui sifat monohibrid pada saat melakukan percobaan
penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum). Dari persilangan monohibrid
inilah Mendel merumuskan hukum Mendel I (hukum segregasi).
Mendel melakukan persilangan
monohibrid atau persilangan satu sifat beda, dengan tujuan mengetahui pola
pewarisan sifat dari tetua kepada generasi berikutnya. Persilangan ini untuk
membuktikan hukum Mendel I yang menyatakan bahwa pasangan alel pada proses
pembentukkan sel gamet dapat memisah secara bebas. Hukum Mendel I disebut juga
dengan hukum segregasi.
Pada
masa ketika mendel hidup belum di temukan adanya sifat keturunan moderen, belum
di temukan adanya kromosom dan gen apalagi asam nukleat yang menyusun bahan
genetik itu. Menurut mendel bahan genetik itu hanya faktor penentu
(determinant) atau disebut juga dengan faktor.
Pada
umumnya sifat dari suatu organisme akan di wariskan kepada keturunannya, akan
tetapi tidak semua sifat akan diwariskan. Contohnya pada percobaan yang di
lakukan Mendel dengan menyilangkan tanaman ercis yang tinggi keturunnya tidak
selalu tinggi. Akan tetapi apabila tanaman yang pendek disilangkan dengan
sesamanya maka dapat di pastikan semua keturunannya pendek.
Gen yang menentukan suatu sifat
tertentu biasanya dinyatakan dengan huruf. Huruf kapital biasanya di gunakan
untuk menandai sifat yang dominan sedangkan huruf yang kecil digunakan untuk
menanndai sifat yang resesif. Contohnya gen T digunakan untuk mengawasi sifat
tinggi yang dominan pada tumbuhan sedangkan t digunakan untuk mengawasi sifat
rendah pada tmbuhan.
Hukum
Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu memiliki genotif heterozigot.
Gen yang terletak
dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu gametogenesis gen sealel akan
terpisah, masing-masing pergi ke satu gamet.
Menurut
karnama (2007) bila di jabarkan maka hukum mendel 1 mencakup beberapa hal,
yaitu;
1. Setiap
karakter pada suatu organisme mewarisi dua alel yang masing-masing berasal dari
Induknya
2. Variasi
gen (alel yang berbeda) bertanggung jawab terhadap pewarisan sifat yang di
wariskan. Contohnya gen yang mengatur warna bunga mempunyai dua variasi, yaitu
gen warna ungu dan warna putih. Variasi gen inilah yang di namakan alel. Kedua
Variasi gen tersebut menempati lokus yang bersesuaian pada pasangan homolog.
3. jika
terdapat dua alel yang berbeda, maka yang satu bersifat dominan dan yang lain
bersifat resesif
4. Dua
alel yang bertanggung jawab pada suatu akan terpisah ketika gamet di hasilkan.
Hal ini berhubungan dengan adanya
pemisahan kromosom ketika gametogenesis, setiap individu akan menerima setengah
kromosom.
Dalam
berbagai eksperimen genetika biasanya lebih sering menggunakan lalat buah (Drosophila melanogaster) sebagai hewan
percobaan di bandingkan dengan hewan lain karena memiliki berbagai keunggulan,
yaitu;
1. Drosophila
melanogaster mempunyai banyak mutan yang telah teridentifikasi strainnya.
2. Tiap
lalat betina dapat menghasilkan kurang lebih 150an butir telur dan jumlah
tersebut separuhnya menjadi lalat jantan dan separuhnya lagi menjadi lalat
betina sehingga mudah diamati.
3. Tidak
memerlukan kondisi yang steril
C.
Bahan dan Alat
Bahan:
-
Lalat buah (Drosophila melanogaster)
-
Eter
-
Kapas
Alat:
-
Pipet tetes
-
Kuas
-
Botol eterasi
-
Cawan petri
-
Sumbat gabus
-
Steroform
-
Lup/ kaca pembesar
-
Botol pembunuh
D.
Cara Kerja
1. Mengambil
botol kultur yang berisi lalat buah normal dan mutan
2. Membius
lalat tersebut dengan menggunakan eter sampai pingsan
3. Mengidentifikasi
lalat mutan tersebut termasuk kedalam jenis apa
4. Menghitung
jumlah lalat normal dan mutan
5. Melakukan
analisis chi kuadrat
6. Menyimpulkan
hasil dari analisis chi kuadrat (apakah menyimpang dari hukum mendel 1 atau
tidak)
E.
Hasil Pengamatan
1. Nomor
botol = M41
Parental =
Normal X Dumpy
+/+ dp/dp
2. Perbandiingan
dengan menggunakan analisis Chi kuadrat
Ho = Data yang
diperoleh mempunyai ratio normal : dumpy sebesar 3:1 atau dengan kata lain tidak
menyimpang dari hukum mMendel 1.
Ha = Data yang
diperoleh tidak mempunyai ratio normal : dumpy sebesar 3:1 atau dengan kata
lain menyimpang dari hukum Mendel 1.
|
Normal
|
Dumpy
|
Jumlah
|
Jumlah individu yang di amati
(ft)
|
172
|
48
|
220
|
Jumlah individu yang di harapkan
(Ft)
|
165
|
55
|
220
|
3/4 X 220= 660/4=165
1/4 X 220= 55
Derajat
kebebasan (dk)=
k -1
= 2-1=1
v Hipotesis
Dari hasil yang di
peroleh (1,88) jika di bandingkan dengan tabel chi kuadrat menunjukan hasil tersebut lebih kecil dari
(3,841). Sehingga Ho pada taraf kepercayaan 95% di terima., artinya pada
persilangan yang telah di lakukan sudah sesuai dengan hukum Mendel 1.
3. Diagram
persilangan
Parental normal
X dumpy
+/+ X dp/dp
Gamet
+ X dp
F1 +/dp
X
+/dp
F2
Jantan/ Betina
|
+
|
Dp
|
+
|
|
|
Dp
|
|
|
Perbandingan fenotipe keturunan
kedua (F2) yaitu 3 normal : 1 dumpy
D.
Pembahasan
Pada persilangan monohibrid lalat
buah (Drosophila melanogaster) yang
berfenotipe normal disilangkan dengan lalat yang berfenotipe dumpy akan
menghasilkan keturunan F1 yang kesemuanya normal. Akan tetapi jika F1 normal di
silangkan lagi dengan sesamanya maka akan menghasilkan lalat dengan sifat beda yaitu normal dan
dumpy. Hasil ini dapat di jelaskan sebagai berikut;
Pada fase gametogenesis
kromosom-kromosom yang berpasangan akan memisahkan diri (bersegregasi) pada
gamet masing-masing. Jadi pada kromosom gamet jumlah kromosomnya adalah
setengah dari jumlah kromosom tubuh. Jika terjadi proses fertilisasi maka
masing-masing gamet akan berfusi membentuk individu diploid. Lalat dumpy
mempunyai alel mutan yang bertanggung jawab terhadap sayap pendek atau sejajar
dengan pantat, sedangkan individu yang normal mempunyai alel yang normal. Jika
sesama F1 ini disilangkan maka akan menghasilkan rasio fenotipe F2 normal :
dumpy sebesar 3:1.
Analisis
chi kuadrat
di gunakan untuk membuktikan hukum mendel 1.
Menurut hukum Mendel 1 di jelaskan bahwa rasio perbandingan fenotipe F2 adalah
normal : mutan
3:1. Pada praktukikum ini data yang
diperoleh sebesar 1,88 jika di bandingkan dengan tabel chi kuadrat menunjukan hasil tersebut lebih kecil dari (3,841).
Hal ini membuktikan bahwa pada persilangan monohibrid ini tidak bertentangan
dengan hukum Mendel 1.
E.
kesimpulan
1. Persilangan
monohibrid adalah persilangan antara 1 spesies yang sama dan hanya
memperhatikan 1 sifat beda atau tanda beda.
2. Pada
praktikum ini persilangan antara lalat buah normal dan dumpy generasi F1nya
semua normal
3. Jika
F1 di silangkan dengan sesamanya maka akan menghusilkan 2 sifat yaitu normal
dan dumpy dengan perbandingan 3:1.
4. Hukum
mendel pada taraf kepercayaan 95 % diterima apabila hasil dari perhitungan
analisis Chi kuadrat lebih kecil dari 3,841.
DAFTAR
PUSTAKA
Sisunandar.Msi.Drs.2012.Penuntun Praktikum Genetika.Purwokerto:UMP
Suryo.1994.Genetika Strata 1.Yogyakarta:Gadjah Mada
Yatim,
wildan Drs.1986.Genetika.Bandung:PT.Tarsito
The Best Betting Site & Casino Site | LuckyClub.live
BalasHapusBest Betting Sites. At Lucky Club we help you make the most of your luckyclub.live bets from one of the top bookmakers at the biggest odds, with more places in